Artefak Telepon Umum Koin

12 November 2022
Sampai akhir dekade 90-an, telepon umum (koin dan kartu) begitu populer. Ia berdiri di pinggiran jalan atau di area publik. Telepon umum menjadi perangkat komunikasi yang murah meriah. Cukup mencemplungkan sekeping uang recehan, si pengguna sudah bisa menjalin obrolan dengan lawan bicara di ujung sana dengan indahnya. Haloo...

Jika waktu bicara setelah menempuh beberapa menit akan berakhir, pada layar monitornya yang sempit tampilan angka digital berkedip-kedip. Jika obrolan masih akan diteruskan, tinggal lesakkan lagi sekeping recehan berikutnya. Hanya saja, etika mesti pandai dijaga. Pasalnya, bisa jadi antrean calon pengguna lainnya sudah mengular di belakang.

Teknologi telepon genggam yang massal menyerbu kemudian, dengan dingin membunuh telepon umum. Keunggulan gawai komunikasi generasi baru itu nyata. Tubuhnya yang relatif mini gampang ditenteng kemana-mana. Apalagi harga unit dan pulsanya kian terjangkau saja.

Telepon umum kemudian tinggal nama. Tinggalan raganya kian langka bisa dijumpa. Menariknya, di gedung sebuah fakultas di Universitas Indonesia di Depok, Jawa Barat, artefak telepon umum masih teronggok di sana. Ada sepasang. Tentu saja keduanya sudah rusak. Kalaupun masih normal fungsinya, adakah sesiapa masih tertarik menggunakannya?

Bagaimanapun telepon umum pernah menjadi agen connecting people yang dipuja-puja pada zamannya. Jasanya -sungguh- tak kecil nilainya.

Images Lainnya

Artefak Telepon Umum Koin

Sabtu, 12 November 2022 | 01:29 WIB
X